Weekend Dengan Keluarga Ke Singapura: Itinerary, Akomodasi & Budget


Promo tiket pesawat Jetstar dari Jakarta ke Singapura membawa kami kembali liburan keluarga ke Singapura. Tiket pesawat kami sebetulnya enggak terlalu murah sih, tapi jarang sekali Jetstar promo untuk keberangkatan Sabtu pagi dan pulang Minggu malam. Sehingga saat menemukan tiket promo dengan "jam langka" tersebut, kami sepakat untuk mengeksekusi tiket pesawat 8 bulan sebelum tanggal keberangkatan.

Penginapan kami pesan tidak lama dari pembelian tiket pesawat. Kami memilih Village Hotel Bugis yang berlokasi dekat dengan daerah Kampong Glam. Walaupun tipe kamar yang kami pilih pada situs booking[dot]com adalah "low rate no money back", pembayaran kami lakukan saat check-in. Dan enaknya, kartu kredit tidak di-charge saat melakukan pemesanan.

Mendekati hari H, baru deh kami mulai berdiskusi, 2 hari 1 malam di Singapura mau kemana saja ya? Saya akan tulis di posting mengenai weekend kami di Singapura. Siapa tau ada teman-teman yang sedang berencana liburan dengan keluarga ke Singapura.

Setelah sekian lama, akhirnya kami sampai juga di Henderson Wave Bridge ini


Naik Jetstar Dari Jakarta ke Singapura

Posting ini sama sekali tidak disponsori oleh Jetstar loh ya, tapi to be honest, saya suka banget ke Singapura menggunakan pesawat Jetstar. 

Untuk pemesanan tiket dewasa dengan anak (dalam satu kode booking), Jetstar memastikan bahwa tempat duduk dewasa tidak akan terpisah dengan anak. Jadi saat membeli tiket pesawat ataupun web check-in, tidak perlu membeli kursi.

Jetstar menggunakan garbarata di Bandara Soekarno Hatta ketika berangkat maupun saat tiba kembali ke Jakarta. Bandingkan dengan budget airline yang lain, dimana penumpang harus naik bus terlebih dulu.

Satu hal lagi: kondisi pesawat Jetstar sangat bersih dan bikin betah :)

Interior pesawat Jetstar
Hobby-nya Kiddos#2 adalah belanja di pesawat:D


Kekurangannya adalah pilihan makanan di pesawat, yang menurut saya sih biasa banget. Tapi ok lah ya, kan hanya terbang kurang dari 2 jam. 

Mengenai makanan di atas pesawat, kami kemarin lupa membawa cemilan di dalam backpack. Tau sendiri kan sekarang Bandara Soekarno Hatta sangat sibuk, sehingga untuk mendapatkan ijin terbang aja lamaaaa banget! Pagi itu antrean pesawat yang menunggu ijin terbang mengular.

Mulai deh our drama king (alias Kiddos#2) beraksi: lapar katanya. Alhasil kami membeli satu kaleng mini Pringles setelah pesawat take off, seharga SGD5. Mahal banget ya! Bagaimana dengan minuman? Kami sempat mengisi air putih di Bandara Soekarno Hatta. 

FYI, setelah melewati pemeriksaan X-ray terakhir di bandara Soekarno Hatta Terminal 2, sudah tersedia alat untuk mengisi botol ataupun untuk minum langsung dari tap water. Jadi jangan lupa bawa tumbler ya, daripada membeli minum di atas pesawat.


Jetstar Mendarat di Terminal 1 Changi Airport

Nah, karena Jetstar mendarat di terminal 1 yang berbeda lokasi dengan stasiun MRT Changi, setelah imigrasi dan mengambil bagasi, kami naik Skytrain ke Terminal 2. Udah tau kan ya kalau stasiun MRT di Changi Airport berada di antara Terminal 2 dan 3?

Pastikan teman-teman aware di Terminal mana akan mendarat di Changi ya. Alhamdulillah kalau mendarat di Terminal 4 Changi Airport yang baru dibuka. 

Naik Skytrain (gratis) dari Terminal 1 ke Terminal 2
Ikuti saja petunjuk "Train to City"
Turun eskalator menuju MRT Station di Changi Airport


Di stasiun MRT Changi, kami memeriksa ketersediaan saldo di kartu Ez-Link kami melalui mesin, karena semuanya masih ada saldonya, kami pun langsung masuk ke stasiun dan naik MRT.

Masih banyak teman-teman yang bertanya cara naik MRT dari bandara Changi ke kota Singapura. Hotel kami di daerah Bugis, jadi langkahnya adalah sebagai beikut:
1. Naik MRT di Changi.
2. Turun di stasiun Tanah Merah, keluar ke pintu KIRI.
3. Naik MRT ke arah Joo Koon.
4. Turun di MRT Bugis (line MRT hijau).

Walaupun ada kursi kosong,
Kiddos lebih suka berdiri di MRT



Menginap Di Village Hotel Bugis

Setelah sekian lama, kami kembali menginap di Village Hotel Bugis. Bujet penginapan di Singapura untuk keluarga menurut kami yang wajar adalah SGD150. Dan kami mendapatkan harga sekitar Rp 1,5 juta untuk semalam tanpa sarapan.

Village Hotel Bugis kami pilih karena pada situs booking[dot]com tertulis bahwa  tamu boleh membawa dua orang anak di bawah 12 tahun. Jadi aman untuk kami sekeluarga.

Saat kami check-in, respsionis meminta paspor kami semua, saya serahkan empat paspor. Dan tidak ada masalah sama sekali, mereka tidak meminta biaya tambahan.

Hotel ini bukan hotel baru yang modern, tapi kamarnya luas banget (especially for Singapore standard), dan kolam renangnya juga ok. 

Lokasinya dekat dengan MRT Bugis, Kampong Glam, Haji Lane dan Masjid Sultan, yang artinya di sekitar hotel banyak dikeliling restoran halal certified

Menginap di hostel versus menginap di hotel yang memperbolehkan 4 orang, setelah saya hitung, kok lebih murah di Village Hotel Bugis ya? Jadi saya pun mantap memilih hotel ini.

Kalau teman-teman mau menginap di hostel daerah Bugis, bisa coba dicek: Superb Hostel. Lokasinya sangat strategis, hostelnya bersih, namun kamarnya kecil. 


View from our room at Village Hotel Bugis


Itinerary Day 1: Coffee Hunting dan Trekking Di The Southern Ridges

Tiba di Village Hotel Bugis sekitar jam 2 siang, kami makan bekal dari Jakarta berupa dendeng bakar dari Tungkoe Minang. Daging dendengnya tebal, cukup makan dua potong tanpa nasi (kan ceritanya lagi mengurangi karbo:p). Sementara itu kedua Kiddos kami belikan Nasi Ayam Hainan di Seven Eleven yang berada di depan Village Hotel Bugis.

Kemudian, kami naik bus menuju Kurasu SG, coffeeshop favorit kami di Kyoto ini, sudah membuka cabang di Singapura. Alhamdulillah untuk urusan hunting kopi, kedua Kiddos sudah paham betul bahwa it's part of our life:D Jadi mereka enggak protes, termasuk ketika saya salah turun bus stop dan menyebabkan kami jalan kaki lebih jauh dari seharusnya hehe.


Having Ice Latte di Kurasu SG



Lalu kami naik bus lagi sekitar 45 ke Hort Park, dimana kami akan memulai short trekking di kawasan The Southern Ridges. Duh saya sih betah banget ya, secara sejauh mata memandang hijau pepohonan. Namun kedua Kiddos protes, katanya kenapa ke Singapura kita malah masuk hutan. Hahahaha...

Malahan sempat mereka minta saya untuk pesan uber dan pulang ke hotel. Kalau udah kaya gini, tinggalin aja, nanti mereka ikut jalan kok. Ya kan?


How could I not love this place
Ada yang jongkok donk, mogok jalan kaki!
Kalau mau cepat, bisa lewat shortcut berupa tangga


Saat matahari sudah terbenam, kami menemukan sebuah vending machine. Seketika kedua Kiddos semangatnya pulih setelah membeli minuman di vending machine. Dan tidak lama kemudian kami pun tiba di The Henderson Wave Bridge. Silahkan membaca postingan khusus mengenai our walk at The Southern Ridges di link ini.


Saved by vending machine




Kami foto-foto cukup lama di The Henderson Wave Bridge, lalu mencari halte bus untuk melanjutkan perjalanan ke Vivo City. Karena Vivo City adalah shopping mall terdekat dari The Henderson Wave Bridge, kami memilih makan malam di sana.

Yang kami pilih adalah food court khusus makanan halal yang terletak di lantai B2, satu lantai dengan MRT Station Harbourfront. Malam itu saya memilih makan Yong Tau Fu berisi sayuran. Hmm, so yummy!

Kalau teman-teman naik MRT Harbourfront menuju Vivo City, keluar dari stasiun MRT dan melihat tulisan "Candy Empire", jalanlah ke arah kanan (menuju McD). Food court halal ini ada di paling ujung sebelah kanan.


Semua gerai di foodcourt ini halal
Udah jalan kaki jauh, so happy nemu ini



Berapa harga makanan di Singapura? Untuk kelas foodcourt, harga makanan sekitar SGD5 sekali makan. Kiddos malam itu saya pesankan nasi goreng, harganya juga sekitar SGD5. Belum termasuk minum ya, harga minuman sekitar SGD2.

Kalau bingung mengalokasikan budget untuk makan di Singapura, mungkin teman-teman bisa mengikuti kami. Agar aman, kami budget-kan SGD100 per hari (untuk 4 orang) selama kami di Singapura. Selain untuk tiga kali makan, budget itu juga untuk jajan dan tentunya minum kopi. Tetep ya, kopi!

Singapura mahal banget yes? Bahkan katanya lebih mahal dari Tokyo. Jadi kita ke Tokyo aja lain kali? #ehgimana

Selesai makan, our drama king yang sudah kami ceritakan bahwa toko mainan favoritnya Toys R Us sudah bankrupt, tiba-tiba berbisik di telinga saya saat kami ke toilet, "Bun, lihat Ibu itu bawa plastik Toys R Us" Aduh ini anaknya siapa banget ya kalau udah ada maunya hahaha. Dan ternyata betul, tokonya masih berdiri megah di lantai 2. Jadilah kami membelikan keduanya mainan. Dengan budget SGD25 untuk berdua saja.

Malam itu kami pun pulang naik bus kembali ke Bugis. Bagaimana kami mengetahui rute bus di Singapura? Kami menggunakan "direction" di google map tentunya. Lalu kami ikuti saran google map harus naik bus no berapa, dari bus stop mana, dan turun di bus stop mana.


Itinerary Day 2: Makan Pagi di Kampong Glam, Foto-foto di Haji Lane dan Makan Eskrim di Tiong Bahru

Pagi hari, kedua Kiddos udah ribut minta berenang. Kami katakan bahwa acara berenang adalah setelah makan pagi. Jadi kami pun keluar hotel dan jalan kaki ke Kampong Glam Cafe, yang sudah buka dari jam 7 pagi.

Kampong Glam Cafe ini berada hanya sekitar 10 menit jalan kaki (santai) dari Village Bugis Hotel. Pagi itu sudah ramai dengan mereka yang beristirahat dengan sepeda. Duh itu ya, sepeda-sepedanya membuat mr.husband mupeng! Sepeda keren nan mahal tentunya.

Saya memesan lontong sayur, dan saya keluarkan bekal kami kedua dari Tungkoe yaitu dendeng paru. Aduh pagi hari itu saya cheating to the max. Huhuhuhu. Tapi hari sebelumnya Samsung Gear saya menunjukan kalau saya achieve 15 ribu langkah. Jadi semoga paid off sepiring lontong sayurnya. Excuse aja terus ya!


Kami selalu makan pagi di sini
Taburan paru Tungkoe di atas lontong sayur :)



Kami kembali jalan kaki ke hotel dan sengaja melewati Haji Lane. Di jalan yang dipenuhi grafitti keren ini, banyak wisatawan Indonesia yang pagi-pagi udah cantik dan sedang asyik foto-foto. Dalam hati saya bertanya, mereka dandan jam berapa ya? Pertanyaan yang enggak penting, sungguh.

Karena menemukan tembok bergambar robot, kedua Kiddos mau foto di depannya. Lalu kami pun berjalan kembali ke hotel, untuk berenang, dan kembali tidur. Santai banget yes, itinerary kami? Hahaha, please bagian tidur lagi jangan ditiru.


Mirip enggak?
Tumben mereka mau bergaya:D
Lalu kami pun kembali ke hotel


Jam 12 siang kami check-out dari hotel lalu naik bus ke daerah Tiong Bahru. Kami ingin tau seperti apa Tiong Bahru Bakery yang sangat terkenal itu. Namun ternyata mereka menyajikan daging bacon di rotinya. Duh, kecewa deh udah jauh-jauh ke sana.

Ya sudah kami pun kembali lagi dan akhirnya makan pizza di restoran Italia yang berada di dekat Tiong Bahru Bakery. Dan tentu saja kami mencoba gelato mereka yang sangat menggoda.


Restoran Italia yang homey:)
Yumm yumm!



Lalu kami pun berjalan dari Tiong Bahru menuju Outram Park MRT Station dan memutuskan kembali ke Changi lebih awal untuk mampir ke mall terdekat dari Changi yaitu Changi City Point

Setibanya di dekat Changi City Point, hujan turun sangat deras, kami pun akhirnya langsung ke Changi.


One of the beautiful road in SG, heading to Outram Park MRT
Suasana di MRT pada hari Minggu sore



Cetak Boarding Pass di Changi Airport

Baiklah, hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan self check-in dan mencetak boarding pass. Kami tidak sempat melakukan web check-in, dan karena datang awal di Changi, kami putuskan untuk melakukan self check-in saja.

Semua serba otomatis di bandara Changi, tidak perlu bingung, dekati saja salah satu mesin check-in. Lalu scan paspor, dengan mudah kita bisa mencetak boarding pass.


Bye for now Singapore!


Singkat dan padat ya weekend kami di Singapura, but it is always good to be back to Singapore.

Silahkan tinggalkan pertanyaan di komen jika teman-teman memiliki pertanyaan tentang liburan ke Singapura ya.



written on December 5, 2017
Follow our twitter & IG: @tesyasblog
Like our FB Fanpage: Tesyasblog
See our video on youtube: Tesya Sophianti

6 comments:

  1. Duh pengen ma kasih yah gambarannya...sy mah mau bikin paspor buat anak2 sebelumnua musti ngurus dulu akte anak anak yg hilang :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah semangat ya ngurus paspornya :)

      Delete
  2. Yeaayy, asik makasii Mba Tesya udah nulis ini.. Aku belum kesampaian ngajak anak-anak ke Sing, baru dpt jadwal bikin passport.. hihihi.. Tertarik banget sama trekking-nya.. Dan dari dulu pingin ke Haji Lane juga.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Dit, sebelum kursnya naik terus (:
      Iya aku suka banget trekkingnya Dit..

      Delete
  3. Mba, apakah cari gerai makanan halal masih sulit di Singapur? Saya pengen banget kesana tapi selalu dilarang soal halal ini krn bawa bocah 5taun nntinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak kok Mbak, cuman sebaiknya sebelum berangkat Mba googling dulu sesuai destinasi. Misalnya kalau Mba ke USS, harus tau makanan halal terdekat dimana, supaya nanti enggak bingung nyarinya.

      Delete