#WonderfulEclipse Bangka 2016 Dan Cerita Kemacetan Total Dibaliknya


Pengalaman melihat gerhana matahari total, bukan hanya yang pertama untuk kedua Kiddos, tapi juga untuk kami orangtuanya. Saya maju mundur ketika mr.husband mengutarakan niatnya untuk mengajak kami melihat gerhana matahari total. Akhirnya tiket dan hotel saya eksekusi 2 minggu sebelum hari H. Saya pikir, it would be a lifetime experience!

Melihat secara langsung pergantian langit dari terang ke gelap, kemudian terang lagi selama 2 menit was indeed a LIFETIME experience. Namun bukan hanya itu yang akan kami ingat dari pengalaman melihat gerhana matahari total, tapi juga kemacetan TOTAL dari Pantai Penyak ke Pantai Terentang di Bangka, yang merupakan pusat #WonderfulEclipse Bangka 2016.

This is our story.

Spanduk solar eclipse ada dimana-mana, termasuk di depan Novotel


9 Maret 2016:  03.30 Berangkat Dari Novotel Bangka

Malam sebelumnya, kami baru check-in di lobby hotel sekitar jam 20.30. "Malam banget Bu sampainya?" miss receptionist menyambut kami dengan ramah. Saya katakan bahwa kami mampir dulu ke Parai Beach, tanpa menyebutkan sudah mampir ke Mie Koba di Pangkal Pinang, Warung Kopi Tung Tau dan Pauw's Kopitiam di Sungailiat:D

"Mba, besok rombongan yang mau lihat gerhana, pada berangkat jam berapa ya?" tanya saya sebelum meninggalkan check-in counter. "Jam 3 pagi Bu" ia menjawab dengan kalem. Saya langsung tegang, "Apah... jam 3 subuh?!"

Esok harinya, kami meninggalkan hotel lebih lama 30 menit dari rombongan bus. Dengan mobil yang kami sewa, mr.husband mengikuti arah mobil yang sangat ramai pagi itu meninggalkan kota Pangkal Pinang ke Kabupaten Bangka Selatan. Saya dan kedua Kiddos terlelap, sampai akhirnya mobil berhenti karena mulai macet.



04.30 Tiba di Pantai Penyak

"Pantai apa ini Pak?" mr.husband bertanya kepada Bapak yang ada di kiri jalan. Ia menjawab "Penyak Pak, kalau mau ke Pantai Terentang maju lagi saja, tapi sudah macet". Saya diam aja di kursi belakang, I had no idea at all sampai saya melihat sebuah SPBU di kanan jalan yang tutup. 

"Parkir sini aja, biar ada toilet" kata saya kepada mr.husband. Namun kami tidak kunjung mendapatkan spot parkir, hingga akhirnya jalan dibatasi tali, dan kami tidak bisa putar balik -_-

Dan kami pun terjebak dalam kemacetan menuju Pantai Terentang!

Sirene mulai terdengar, tamu VIP berdatangan menggunakan kawalan polisi. Kiddos#1 bertanya, "Mereka itu siapa, kok kita harus nunggu mereka lewat?" Mr.husband menjawab, "Mereka itu pejabat Kak, yang ngurus negara kita". Untungnya, tidak ada pertanyaan lanjutan.


05.30 Stuck di Pantai Terentang

Akhirnya kami melewati lokasi festival gerhana matahari total di Pantai Terentang, kami masih belum mendapatkan parkir. "Ini kapan sih kita berhentinya?" Kiddos#1 mulai complaint, untungnya Kiddos#2 masih terlelap.

Mr.husband memutuskan memutar mobil, "Parah nih, enggak kebayang nanti pulangnya, kita putar balik aja ya". Saya udah hopeless di belakang, lebih tepatnya bt. "Pulang ke Novotel lagi aja, aku enggak keberatan kok!", said cranky mrs.wife. You know, having cranky wife when traveling is very dangerous:p


Suasana ketika mobil kami berhenti total menunggu rombongan VIP

Kiri kanan jalan sangat padat, kami stuck tidak bisa gerak karena jalanan ditutup untuk menunggu tamu VIP lewat. "Kita lagi nunggu siapa ini?" mr.husband bertanya kepada petugas di jalan. "Bapak Jaksa Agung" jawabnya datar. 15 menit kemudian, kami bisa jalan, lalu stuck lagi.


Semua tempat parkir sudah penuh!



06.30 Siap-siap Menikmati Gerhana Matahari Total

Jadi, dari keluar hotel kami sudah 3 jam di dalam mobil. 3 JAM AJAH! Tapi ya udah sih, saya putuskan enggak bt lagi, karena udah salaman sama Pak Menteri ganteng sewaktu beliau lewat mobil kami.

Pak Anies Baswedan pun hadir di Bangka

Tamu VIP terus berjalan ke arah pantai, bapak yang menggunakan batik, mereka yang menggunakan kaos seragam bertuliskan "Solar Eclipse Bangka", para turis bule, semuanya bergegas berjalan ke arah pantai di antara ribuan mobil. RUSUH!

Jalanan sudah macet total, tidak ada mobil yang bisa bergerak lagi. Semua orang turun dari mobil, kami bisa saja berjalan ke arah pantai. Tapi ya sudahlah, mungkin melihat gerhana dari padang ilalang bisa dikategorikan anti main stream.

Akhirnya kami berhenti di sini, pasrah

Kacamata gerhana yang kami beli online Rp 20 ribu sudah ada di tangan. Tiba-tiba Kiddos#2 berjalan ke arah mobil lagi. "Dede mau ngapain?" tanya saya. "Aku laper, mau ambil nasi goreng" jawabnya. Jadilah saya melihat gerhana, sambil nyuapin Kiddos#2 yang duduk di atas kap mobil. 

Di tangan kanan saya ada kacamata gerhana, saya pasang sesekali, setelah nyuapin Dede. Ooh, the perks of traveling with kids:D

Kiddos#2 lapar saat menunggu gerhana matahari total


07.20 Gerhana Matahari Total

Lingkaran oranye yang kami lihat lewat kacamata hitam semakin mengecil, waktu gerhana matahari total semakin mendekat. Saya masih memegang dus nasi goreng di tangan kiri.

Yang kami lihat melalui kacamata gerhana


Dan saat itu tiba, it's really happening! Kami merekam jelas dalam ingatan bagaimana bulan menutupi matahari kemudian sekeliling kami gelap gulita untuk 2 menit. Benar-benar momen bersejarah yang membuat merinding! Tidak bisa saya gambarkan dengan lengkap di sini. Subhanalloh, Allohu Akbar.







Namun satu hal, saya diingatkan pada hari akhir, mungkin begini nanti saat hari akhir tiba. Mata saya berkaca-kaca. Alhamdulillah Ya Alloh, Engkau memberikan kami kesempatan menyaksikan momen ini bersama keluarga.

Jam 07.20 am, seperti sore hari
Foto keluarga saat #WonderfulEclipse


Boro-boro saya ingat untuk membuat video atas momen tersebut, saya sibuk dengan nasi goreng! Untungnya mr.husband sempat membuat video. 

"Mba, bisa tolong foto saya?" kata Mas-mas di sebelah saya. Sebelum saya ngomel karena tangan saya sudah penuh barang, mr.husband langsung mengambil handphone yang Mas-nya sodorkan. Hahahaha.

A lifetime experience. Tiba-tiba, saya lupa kalau sedang stuck di tengah jalan. Sayang sekali, lupanya cuman sebentar. Lalu saya ingat dan stress lagi, "How do we go home?"


08.00 Let's Go Off Road!

Setelah gerhana selesai, saya mengajak Kiddos#1 berjalan ke SPBU untuk mencari toilet. SPBU terlihat dari tempat kami parkir, tapi jalan menuju kesana aja penuh perjuangan! Perlu 30 menit untuk jalan kaki, antre di toilet dan kembali ke mobil. 

Saat saya kembali ke mobil, kami berada di persimpangan jalan. "Pak, belok kiri aja, lewat jalan alternatif" kata seorang penduduk. Tidak ada pilihan, jalanan lurus membuat kami putus asa karena macet total.


Kami pun belok kiri menuju jalan tanah, sempat nyasar dua kali karena mengikuti mobil lain yang salah belok! 

"Kata guruku, kita jangan ngikutin orang, karena mungkin dia salah..." begitu wejangan Kiddos#1 dari kursi belakang mobil, ketika kami akhirnya putar balik. Kami hanya bisa menjawab, "Iya Kak" hehehe..

Setelah kembali ke jalan yang benar, mobil berhenti karena Honda Jazz di depan kami nyangkut di jalan yang labil. Oooh what an experience! Semua Bapak-bapak turun, membantu dan memastikan Honda Jazz bisa lewat. Yah, mau gimana lagi, it was the only way!

Gotong royong ala Indonesia, membantu mobil sedan yang nyangkut


Amazingly, kami bisa tiba jam 09.30 di hotel, jalanan off road adalah penyelamat kami, Alhamdulillah. Teman saya, Mba Tammy, terjebak tiga jam di dalam bus, hanya untuk melewati kemacetan dari Pantai Terentang menuju jalan off road.

***

"Nanti kalian ajak anak-anak liat solar eclipse ya, mungkin enggak di Indonesia.." saya katakan kepada kedua Kiddos saat langit gelap yang membuat saya merinding. Lalu disambut oleh Kiddos#2, "Iya nanti aku ajak kalian juga!" Aaah, so sweet!

I hope it was a day to remember for both of our Kiddos, as it was for me.

Saya juga berharap, di event besar seperti ini, Indonesia bisa lebih siap lagi menerima tamu wisatawan dari berbagai negara, juga wisatawan domestik. Be it in Bangka or other place, I hope to see improvement in organizing this kind of event.

Misalnya saja, titik pemantauan gerhana jangan ada di satu tempat, dengan akses yang sempit seperti Pantai Terentang ini. Tempat parkir yang tidak memadai merupakan penyebab kemacetan total dua arah di sepanjang Pantai Penyak ke Pantai Terentang.

All and all, our efforts to see the #WonderfulEclipse 2016 in Bangka was really worth the journey! Our Kiddos may not remember all the details, but for sure, they will never forget the experience.



written on March 11, 2016 by @tesyasblog



Next Post:
Liburan ke Bangka: Wiskul dan Pantai Parai

12 comments:

  1. Unforgettable moment banget, ya, Mba Tesya.. Ya ampuuun, nanti 30 tahun lagi liat GMT-nya sama cucuuuu... Hahaha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya ya ampun masih lama yaaa... Semoga masih ada umurnya. Aamiin..

      Delete
  2. Ah senangnya mbaa..walaupun bete.. tetep bisa liburan bareng anak pasti seneng banget yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe iya Mba Rachma, walaupun bt tapi kebayar dengan moment 2 menit itu :)

      Delete
  3. nikmat mana yang didustakan ya mba? lihat solar eclipse sambil nyuapin anak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya, pengalaman banget deh:D

      Delete
  4. hahaha keren banget perjuangannya :D salut deh buat kak Tesya yang mau macet2an buat liat gerhana, aku liat dari depan rumah sajaaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ih Kak Nanda, kan enggak tau bakal macet kaya gini (:
      Tapi worth it kok, kan 30 tahun sekali heheheh...

      Delete
  5. Haduh aku kena macet sampe ga sempet balik ke rumah *____*

    Kok ga ketemu ya..aku naik citilink juga pulangnya haha. Tp emang begitu masuk lsg boarding sih

    Tapiii semua perjuangan worth it. Kmrn gerhana nya bnr2 clear sky ya mbak. Ga ada awan2. Aku senang sekali :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya the journey and kemacetan nya was really worth it.
      Kok bisa ya satu pesawat ga ketemu kita (:

      Delete