Cerita dari Queenstown Airport

Kami sangat excited ketika pesawat Jetstar akan mendarat di Queenstown New Zealand. Pesawat masuk ke area pegunungan dan kami menikmati pemandangan yang menakjubkan: hijaunya bukit-bukit kontras dengan birunya Danau Wakatipu. Jantung berdebar kencang, we were about to make our dreams of visiting New Zealand come true.

Pemandangan dari pesawat


Begitu keluar dari pesawat, perasaan makin enggak karuan, kami disuguhi pemandangan pegunungan yang ditutupi awan dan bonus angin kencang nan dingin. Hmm, jadi gini ya summer di New Zealand? Kami beruntung dua minggu sebelumnya teman kami @ZaratulKhairi dan keluarga roadtrip ke New Zealand. Jadi kami mendapatkan informasi lengkap tentang cuaca di New Zealand. Walaupun liburan musim panas, baju yang kami bawa untuk kiddos adalah kaos lengan panjang dan celana panjang.


turun dari Jetstar di Queenstown Airport

Kami kemudian melakukan immigration clearance, entah yang ke berapa kali sejak meninggalkan Jakarta. Petugas imigrasi sangat ramah, hanya menanyakan apakah kami memiliki tiket pesawat untuk kembali ke Melbourne. Setelah kami jawab iya, ia tidak minta kami untuk menunjukan tiket pesawat tersebut.

Yang tidak pernah kami duga adalah ketatnya pemeriksaan barang untuk masuk ke New Zealand. Take our advice: jangan bawa apa-apa deh ke New Zealand kalau mau enggak ribet. Setelah mengambil bagasi, kami antri sekali lagi untuk pemeriksaan barang. Kami menyerahkan kartu kedatangan kepada petugas, dan menjelaskan kami membawa biscuit dan tiger balm. "Do you have any fresh products with you?" Tidak jawab kami. "No honey, no sandwich?" ia melanjutkan. "No, Mam" jawab saya. Kami pun lolos dan diminta berjalan ke line 2, dimana kami harus memasukan semua barang kami ke dalam mesin X-ray.

"Please open this bag Mam" kata petugas yang duduk di balik layar monitor x-ray seraya menunjuk tas tenteng ungu saya. "Yah..belum kelar juga", pikir saya. Ia meminta saya memperlihatkan tempat kecil dimana tersimpan Vicks dan Tiger Balm. Kemudian saya menunjukan Vicks, "No, the other one" katanya. Saya pun mempelihatkan tiger balm yang masih tersegel. "Oh tiger balm, ok" Alhamdulillah kami pun diperbolehkan masuk ke New Zealand dan duduk di area waiting room menunggu teman kami @diniros. Rene langsung membeli sim card seharga NZD 30, saya menunggu bersama kiddos.


Kiddos di waiting room mencoba mesin informasi
mengenai rambu lalu lintas di NZ

Setelah 30 menit menunggu, Dini belum keluar juga, saya pun jalan-jalan di sekitar airport Queenstown yang mungil dan sepi. Terdapat beberapa toko di dalam airport, juga counter penyewaan mobil. Oh ya, saya menukarkan AUD ke NZD di airport. Dan betapa kagetnya saya karena rate 1 AUD = 1 NZD. Rugi banget ya, padahal kalau tukar uang di Indonesia jelas NZD lebih murah. Tapi kami kesulitan mencari NZD di Jakarta dan hanya menemukan 400 NZD. Belum lagi untuk menukar uang di bandara ini kena fee NZD 13. Halah. Untuk anda yang mau berlibur ke NZD, sebisa mungkin tukarkan rupiah ke NZD di Indonesia ya.

Queenstown airport with its Christmas touch
Deretan counter sewa mobil
Toko-toko yang ada di Queenstown Airport

Saya mulai cemas ketika hampir satu jam keluarga Dini belum keluar dari pemeriksaan barang. Saya pun teringat Dini bercerita membawa banyak tolak angin. Mungkin itu yang menjadi biang keroknya. Satu jam menunggu, akhirnya Dini keluar juga. Ia diminta untuk melakukan checking di bagian karantina setelah mengaku membawa sandwich McD yang dibawa dari Melbourne. Kemudian ia juga mengatakan membawa tolak angin yang dari bungkusnya ada gambar madu. Di bagian karantina, petugas meminta Dini membuka seluruh luggage dan menjelaskan apa ada barang lain yang dibawa. Sandwich dan tolak angin harus dibuang, sementara seluruh barang lainnya (obat untuk Emir, susu UHT merk Ultra dua kotak untuk bekal Emir di perjalanan) diperbolehkan dibawa masuk ke New Zealand. Mengenai susu UHT, petugas memeriksa list di komputer, dan ada Ultra di register mereka:) *tulisan ini enggak disponsori Ultra:p

Setelah rombongan lengkap, saya menelepon kantor Apex, tempat kami menyewa mobil. Pengalaman roadtip di Tasmania satu tahun sebelumnya dan menyewa dari Thrifty yang sulit dihubungi by email, membuat saya mengganti brand untuk sewa mobil. Nama Apex saya ketahui setelah membaca posting travelingprecils mengenai mobil yang Emak dan keluarga sewa di link ini. Thanks Emak for sharing:)

Mobil sudah kami sewa dari bulan Maret 2013 untuk mendapatkan harga murah. Kami menyewa dari website Apex dan tidak diharuskan membayar deposit apapun, jadi enggak masalah kan sewa sangat awal. Biaya sewa mobil selama 8 hari roadtrip di New Zealand sekitar NZD 600, termasuk insurance dan bensin full pada saat pertama kali kami membawa mobil di kantor Apex.

Mungkin untuk mengurangi cost, Apex tidak lagi memiliki counter di Queenstown Airport. Setelah kami menelepon dan diminta untuk berjalan ke commercial parking area, kami dijemput oleh sebuah minivan lengkap dengan tempat untuk menyimpan bagasi.

Mobil dari Apex yang menjemput kami di Queenstown Airport

Hanya dibutuhkan sekitar 3 menit dari bandara hingga kami tiba di kantor Apex. Kami pun segera mengurus surat-surat dan pembayaran agar segera bisa memulai roadtrip kami di Queenstown.


written on January 12, 2014 by @tesyasblog

Previous Post:




4 comments:

  1. Seketat itu ya...semoga ke NZ Bukan mimpi juga...:-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak Indra, nanti kalau ke NZ udah deh ga usah bawa apa-apa. Aku doain semoga segera kesana ama istri tercinta ya..amin:)

      Delete
  2. keren mb, aku aja yg mudik ama anak aja udah kewalahan dijalan, apalagi sampeke LN ama anak g kebayang capeknya, semoga nanti bisa jj ama anak2 ke LN hihihi smangat baca tulisannya mb nih, insyaalloh 2 tahun lagi pengen ke legoland *OOT, nunggu si kecil 3 tahunan dulu deh (skrg masih 1 thn), tengkiu 4hare ya mb, inspiring banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Van thank you ya udah mampir...
      Iya ayo ke Legoland, seru loh hehehe..

      Delete