Keraton Kasepuhan Cirebon

"Emangnya kalau bawa anak ke Cirebon, bisa kemana aja sih?" Hmm, masih ragu untuk merencanakan liburan keluarga ke Cirebon? 

Awalnya niat kami memang hanya ingin mencicipi berbagai wisata kuliner khas Cirebon. Namun hari Minggu pagi setelah check-out dari Swisbel-Hotel, kami mengajak Kiddos mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon.

Udara pagi itu mendung, sehingga nyaman untuk menjelajah keraton yang 70% nya merupakan area outdoor.


Di gapura memasuki Keraton Kasepuhan


Kami membeli tiket terlebih dulu seharga Rp 20 ribu untuk dewasa dan Rp 15 ribu untuk anak. Amazed juga, pintu masuknya sudah pintu besi otomatis yang terbuka ketika tiket masuk kami di scan.

Di area pintu masuk, kami langsung disambut seorang Bapak pemandu wisata bernama Bapak Satu. Ia menjadi pemandu untuk keluarga kami dan satu keluarga lain yang datang dari Surabaya.

Total kami membayar Rp 70 ribu
Pintu masuknya udah keren ya

Kami kemudian memasuki area halaman depan Keraton yang dikeliling tembok bata merah.


Halaman depan Keraton Kasepuhan

Di dalamnya terdapat beberapa Pendopo (atau disebut Mande) yang merupakan bangunan bertegel semen, dilengkapi dengan tiang kayu, namun tidak memiliki dinding. Halaman pertama ini disebut komplek Siti Inggil.


Mande yang ada di komplek Siti Inggil
Mande yang paling besar, menghadap ke alun-alun
Pak Satu menjelaskan berbagai Mande kepada kami

Setelah melewati bagian halaman, kami pun memasuki gerbang menuju area utama Keraton. Pak Satu membawa kami ke Museum Kereta Singa Barong. Sebelum masuk ke dalam, kami foto dulu dengan sebuah pedati yang terbuat dari kayu yang merupakan duplikat dari Pedati Gede Pekalangan.


Kiddos dan pedati

Di dalam museum kereta, Pak Satu memperkenalkan kami dengan beberapa kereta kerajaan. Terdapat dua bagian di museum ini, bagian depan hanya untuk kereta utama kerjaaan. Sementara di bagian dalam, terdapat kereta, tandu dan beberapa lukisan.


Mendengarkan penjelasan Pak Satu tentang kereta kerjaaan
Tandu Garuda Mina


Salah satu lukisan yang dijelaskan Pak Satu dengan semangat adalah lukisan Prabu Siliwangi. Sang Prabu digambarkan bersama seekor harimau putih. Mata Sang Prabu di lukisan tersebut akan mengikuti kita, walaupun kita berpindah lokasi ketika melihat lukisan tersebut. Sementara mata harimau tidak.

Ohya, selama berada di Keraton Kasepuhan, Pak Satu mengingatkan untuk tidak sekalipun berpikiran kosong, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.



Lukisan Prabu Siliwangi


Keluar dari Museum Kereta, kami menuju pusat keraton atau yang disebut Bangunan Induk Keraton. Sayang sekali saat ini sudah tidak dapat dimasuki, sehingga kami harus puas mengintip dari luar.


Menuju bangunan induk keraton
Pengunjung hanya bisa masuk sampai sini saja
Silsilah Keraton Kasepuhan Cirebon pun ada di sini


Setelah itu, kami dibawa ke Museum Benda Kuno. Sesuai dengan namanya, di dalamnya terdapat benda-benda koleksi hadiah dari negara ataupun kerjaan lain, juga berbagai senjata yang dipergunakan ketika perang dulu. Kedua Kiddos asyik mendengarkan penjelasan Pak Satu. Seringkali juga mereka menanyakan apa nama benda-benda yang mungkin baru pertama kali mereka lihat.





Terakhir, kami dibawa ke bagian samping dari Keraton Kasepuhan, dimana terdapat mata air yang hanya boleh dikunjungi kaum pria. Jadi saya harus rela menunggu di luar saja. Airnya dipercayai memiliki khasiat menyembuhkan penyakit dan bisa membuat awet muda.


Cuci muka dengan air berkhasiat



Tips mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon:

Siapkan uang kecil, karena di banyak area, terdapat pekerja pembersih museum ataupun area keraton lainnya yang meminta sumbangan. Mereka tidak memaksa meminta sumbangan, tapi melihat kebersihan area keraton, rasanya tidak rugi berbagi dengan mereka. Walaupun terlihat tidak elok, ada uang rupiah di antara benda-benda kuno.







Yuk kita ajak anak-anak wisata sejarah di Cirebon, apalagi saat ini tol dari Jakarta ke Cirebon sudah dibuka :)


written on June 27, 2015 by @tesyasblog


Related Post:
Liburan Keluarga ke Cirebon

10 comments:

  1. Kak Tesya, aku kok dibolehin ya masuk ke mata air itu, malah minum airnya sekalian :-)
    Abis dari Kraton Kasepuhan, lanjut ke Taman Air Gua Sunyaragi, sejarahnya nyambung dan menyenangkan banget deh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh ya Kak Nanda? Atau karena aku waktu itu lagi having period ya?
      Awalnya mau ke Gua Sunyaragi Kak, apadaya kemudian hujan lebat banget. Jadi aja pulang ke Jakarta. Nanti deh kesana sambil nyobain tol baru hehehe...

      Delete
  2. sebetulnya Cirebon gak jauh amat dari Jakarta, ya. Tapi selalu aja gak kepikiran buat ke sana. Kayaknya harus bener-bener diniatin supaya bisa ke sana :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Mba seru loh di Cirebon, terutama Nasi Jamblang nya heheheh...

      Delete
  3. Anak - anak memang harus dikenalkan pada destinasi budaya dan sejarah sejak dini :D

    ReplyDelete
  4. ass mba..senang sekali baca cerita2nya..silent rider selama ini nih, salam kenal ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam Mba Fitri, terimakasih udah mampir ke blog kami, salam kenal ya :)

      Delete
  5. Wah :D keren banget :D hehe.. lain kali ikutan kesitu ah, penasaran sama museum kereta :D

    ReplyDelete