Pages

Weekend Dengan Keluarga Ke Singapura: Itinerary, Akomodasi & Budget


Promo tiket pesawat Jetstar dari Jakarta ke Singapura membawa kami kembali liburan keluarga ke Singapura. Tiket pesawat kami sebetulnya enggak terlalu murah sih, tapi jarang sekali Jetstar promo untuk keberangkatan Sabtu pagi dan pulang Minggu malam. Sehingga saat menemukan tiket promo dengan "jam langka" tersebut, kami sepakat untuk mengeksekusi tiket pesawat 8 bulan sebelum tanggal keberangkatan.

Penginapan kami pesan tidak lama dari pembelian tiket pesawat. Kami memilih Village Hotel Bugis yang berlokasi dekat dengan daerah Kampong Glam. Walaupun tipe kamar yang kami pilih pada situs booking[dot]com adalah "low rate no money back", pembayaran kami lakukan saat check-in. Dan enaknya, kartu kredit tidak di-charge saat melakukan pemesanan.

Mendekati hari H, baru deh kami mulai berdiskusi, 2 hari 1 malam di Singapura mau kemana saja ya? Saya akan tulis di posting mengenai weekend kami di Singapura. Siapa tau ada teman-teman yang sedang berencana liburan dengan keluarga ke Singapura.

Setelah sekian lama, akhirnya kami sampai juga di Henderson Wave Bridge ini

Staycation di Jakarta: Menginap di Citadines Kuningan


Berawal dari voucher yang kami miliki di Agoda, kami mencari hotel untuk  another staycation di Jakarta. Lokasi yang kami incar adalah hotel yang berada di sekitar Kuningan, dan situs Agoda memperkenalkan kami dengan Citadines Apartment.

Citadines Apartment Jakarta terletak di The H Tower-Kuningan, tidak jauh dari Pasar Festival. Selain karena melihat foto kamar apartment yang besar dan memiliki living room serta dapur, kolam renangnya pun sungguh menggoda.

Tombol "booking" pun kami tekan, harga kamar yang kami harus bayar sekitar Rp 400.000 termasuk makan pagi untuk dua orang, setelah dikurangi voucher Agoda yang kami miliki. Harga apartment untuk weekend adalah sekitar Rp 850-900 ribu.

The room was so comfy:)

Mencari Tempat Wisata Gratis Untuk Anak di Singapura? Kunjungi Singapore Fire Station


Mari kita mulai posting ini dengan kenyataan bahwa kurs dolar Singapura sudah tembus Rp 10.000 per akhir November 2017 (: Aduh... tambah mahal aja ya liburan ke Singapura sekarang ini. Tapi di sisi lain, tiket pesawat dari Jakarta ke Singapura lebih murah daripada ke beberapa tempat wisata domestik di Indonesia.

Lalu bagaimana caranya supaya liburan keluarga ke Singapura bisa tetap terjangkau? Kami menyiasati hal ini dengan mengunjungi berbagai tempat yang gratis namun tetap memberikan pengalaman untuk kedua Kiddos. 

Pada kunjungan ke Singapura di bulan Juli 2017 yang lalu, kami mengunjungi Fire Station di Singapura, untuk belajar menjadi fireman. Kegiatan ini gratis, dan diadakan di semua Fire Station yang ada di Singapura. Saya memilih Central Fire Station yang ada di dekat Clarke Quay, karena memang sudah familiar dengan lokasi gedung ini.

Central Fire Station merupakan fire station paling tua di Singapura

Glamping di Bogor: Alang-Alang Nature Camp


Jadi ceritanya, satu tahun sekali kami pergi untuk acara kantor yang diberi nama "family day" satu divisi, yang kira-kira dengan keluarga jumlahnya 70 orang. Udah tau kan yang paling rempong adalah menentukan mau kemana. Kayanya dibutuhkan waktu tiga bulan hanya untuk menentukan tujuan. Hahaha...

Dari awal kami sudah niat bahwa tahun 2017 acara family day akan diisi dengan aktivitas glamping atau glamorous camping. Dan rasanya baru satu bulan sebelum hari H, panitia akhirnya memutuskan bahwa kami akan glamping di Alang-Alang Nature Camp yang berlokasi di Bogor. Tidak jauh dari The Jungle Bogor.

Alang-alang Nature Camp cocok dengan kebutuhan kami: tidak terlalu jauh dari Jakarta, harganya masuk budget, memiliki area bermain untuk acara games, dan sebagai bonus: Alang-alang juga punya kolam renang untuk anak-anak. 

Selain itu, dengan fasilitas yang relatif baru, Alang-alang membuat acara kami menjadi super nyaman dengan tenda kayu yang keadaannya masih sangat  baru dan bagus.

Tenda kami di sebelah kiri, bisa diisi oleh 2 dewasa dan 2 anak

Liburan Hokkaido Day 6: Hari Terakhir di Sapporo


Terimakasih untuk teman-teman pembaca tesyaskinderen yang sudah mengikuti kisah liburan kami ke Hokkaido. Tiba saatnya, saya sharing mengenai hari terkahir kami di Sapporo sebelum kami kembali ke Indonesia. Tulisan ini menjadi penutup rangkaian travel diary kami selama berlibur di Hokkaido.

Pagi hari, kami naik kereta dari Asahikawa menuju Sapporo. Backpack kami titipkan di stasiun kereta, lalu kami langsung jalan-jalan setibanya di Sapporo. Hari itu kami awali dengan makan seafood segar di Nijo Market, pasar ikan di Sapporo. Lalu kami naik chairlift di Okurayama Ski Jump Stadium, waaah pengalaman tidak terlupakan naik ke atas puncak menggunakan chairlift. Belum lagi pemandangan yang kami bisa lihat dari atas menuju kota Sapporo :)

Tapi petualangan kami hari itu tidak berhenti di Okuraya Ski Jump Stadium. Kami juga pergi ke sebuah taman bernama Moerenuma Park. Taman yang saya temukan saat riset mengenai liburan ke Hokkaido ini berwarna hijau tertutup rumput pada musim panas, namun menjadi putih ditutupi salju saat musim dingin.


Enjoying our family time at Moerenuma Park

Liburan ke Hokkaido Day 5: Kunjungan ke Taman Bunga Shikisai-No-Oka dan Asahiyama Zoo


Hari itu merupakan hari yang ditunggu oleh kedua Kiddos untuk mengunjungi Asahiyama Zoo. Namun, karena terdapat perubahan rencana pada hari sebelumnya, mereka harus sabar menunggu, karena kunjungan ke zoo dipindahkan ke siang hari. Paginya kami akan mengunjungi kota cantik bernama Biei, saya ingin pergi ke kebun bunga Shikisai-No-Oka, sedangkan mr.husband ingin naik sepeda di Biei, kota kecil yang terkenal dengan hamparan bukit yang indah dipandang mata.

Pagi hari kami meninggalkan Smile Hotel, menitipkan barang disana lalu berjalan ke stasiun Asahikawa. Stasiun nampak sepi, hanya kami berempat yang menunggu di lintasan kereta. Aah, saya semakin jatuh cinta dengan JR Asahikawa Station ini. Interior-nya yang modern dan cantik, membuat stasiun ini berbeda dengan yang lain.

Waiting for the train, at JR Asahikawa Station

Liburan ke Hokkaido Day 4: Dari Furano ke Asahikawa


Beberapa hari ditemani mendung dan hujan di Jepang, kami akhirnya mencoba juga bagaimana rasanya terik matahari saat musim panas di Jepang. Hari itu suhu tiba-tiba meningkat drastis, membuat kamar yang nyaman dan dingin di Petit Hotel Melon rasanya sangat berat untuk ditinggalkan (:

Tapi kami harus naik kereta jam 12 siang dari Furano ke Asahikawa. Akhirnya jam 10.30 kami pun minta dipesankan taksi dari hotel ke Furano Station. Karena masih ada waktu, Kiddos#1 dan mr.husband kembali menyewa sepeda untuk keliling sekitar kota Furano. Sementara itu saya dan Kiddos#1 juga keliling dengan jalan kaki, hingga akhirnya kereta ke Asahikawa sudah siap berangkat.

Perjalanan dari Furano ke Asahikawa kurang lebih sekitar 75 menit, kami melewati desa di Pulau Hokkaido, dimana-mana terlihat hamparan hijau. Asahikawa saya masukan ke dalam itinerary karena kami ingin mengunjungi kebun binatang Asahiyama. Dari rencana satu malam menginap disana, akhirnya kami putuskan menginap dua malam, karena dibandingkan menginap di Furano, kota Asahikawa lebih banyak hiburan. Khususnya hiburan shopping karena begitu keluar JR Station, kami disambut Aeon hehehe..

Aeon di Asahikawa

Liburan ke Hokkaido Day 3: Melihat Lavender di Furano


Setelah transit masing-masing satu malam di Ho Chi Minh, Tokyo dan Sapporo, akhirnya hari yang saya nanti tiba. Kami akan berkunjung ke kota Furano untuk melihat bunga lavender. Liburan ke Hokkaido pada musim panas memang highlight-nya adalah untuk melihat bunga lavender. Walaupun pada awal bulan Juli, hamparan bunga belum terlalu mekar. Tapi mau bagaimana lagi, liburan panjangnya hanya bisa saat libur lebaran:D

Pagi hari, kami check out dari Grids Sapporo Hotel+Hostel. Saat request menitipkan koper, staff Grids mengatakan bahwa ada biaya yang harus kami bayar. Saya tidak keberatan, namun saya menanyakan mengenai pemesanan kami satu malam lagi di Grids saat kami kembali dari Asahikawa. Ternyata, karena kami akan kembali menginap, staff Grids tidak jadi mengenakan biaya tambahan untuk penitipan koper. Alhamdulillah :)

Cerita bagaimana pergi ke Furano tanpa mengikuti tour sudah saya tulis lengkap di tesyasblog. Luar biasa sih challenge-nya untuk pergi ke Furano di saat musim panas. Walaupun sudah tiba 30 menit sebelum jadwal Lavender Express Train di JR Sapporo Station. Tapi antrean sudah luar biasa panjang. Untung kami sudah membeli tiket, jadi kami mulai antre pada lajur non-reserved seat, sesuai jenis tiket yang kami miliki.

Antrean naik kereta dari Sapporo ke Furano

Liburan ke Hokkaido Day 2: Coffee Trip ke Blue Bottle Tokyo Hingga Makan Halal Ramen Houryu di Sapporo


Hari terakhir kami di Tokyo, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya yaitu Sapporo. Pagi hari, mr.husband dan Kiddos#1 meminjam sepeda kepada pihak Hostel. Sepeda disediakan gratis, kami hanya perlu membayar JPY10,000 untuk deposito (JPY5,000 per sepeda).

Sayangnya pagi itu hujan, jadi mereka hanya naik sepeda satu jam, dan kembali ke hostel. Karena tidak punya waktu lama, kami pun packing dan bersiap untuk mencoba coffeeshop bernama Blue Bottle Coffee yang berada di Shinagawa Station.

Arriving at Shinagawa Station

Liburan ke Hokkaido Day 1: Transit Satu Malam di Tokyo Dan Mengunjungi Sensoji Temple di Asakusa


Tujuan liburan ke Jepang kali ini memang khusus ingin merasakan musim panas di Hokkaido. Tapi karena pesawatnya dari Jakarta ke Tokyo, maka wajiblah ke Tokyo dulu semalam untuk mengunjungi Asakusa, satu daerah yang terlewat kami kunjungi pada liburan ke Jepang Desember 2015 yang lalu.

Kami tiba di Narita sekitar jam 2 siang dan langsung menuju penginapan kami Hotel 3000 Jyuraku Asakusa menggunakan kereta Keisei Express. Setelah selesai check-in, barulah terasa laparnya karena  terakhir kali kami makan adalah di pesawat hehe...

Kami sholat dulu di hotel kemudian keluar dengan tujuan pertama makan halal ramen di Naritaya Asakusa. Ceritanya sudah di posting di link ini ya. 

Ternyata tidak salah kami menginap di daerah Asakusa karena kami mendapatkan suasana yang berbeda dari hiruk pikuk kota Tokyo. Sore menjelang malam itu Asakusa cukup lengang, kami bisa berjalan dengan santai menyusuri gang kecil di daerah Asakusa dan menghabiskan cukup banyak waktu untuk foto-foto di sekitar Sensoji Temple.

Welcome to Asakusa :)

Makanan Halal di Asakusa: Halal Ramen Naritaya dan Saray Kebab Dari Turki


Salah satu makanan halal di Jepang yang selalu kami cari adalah ramen. Makanan khas Jepang ini pada umumnya menggunakan kaldu yang tidak halal (pork broth), namun tidak demikian dengan Naritaya Halal Ramen.

Pertamakali berkenalan dengan Naritaya adalah saat kami di Kyoto, kami niat banget jalan kaki mencari ramen halal di Gion Naritaya, ceritanya bisa dibaca di sini. Kami lalu googling juga bahwa cabang Naritaya yang lain berada di Asakusa, Tokyo. Dan karena itu, kami menginap di Hotel 3000 Jyuraku, yang berjarak dekat dengan halal ramen Naritaya Asakusa.

Saat melakukan riset mengenai hotel yang kami pilih, kami juga menemukan Saray Kebab, yang merupakan kebab khas Turki, berada satu blok dengan hotel kami. Alhamdulillah, satu malam di Tokyo, kami bisa mendapatkan dua makanan yang halal certified.

Halal ramen yang mr.husband pesan di Naritaya Asakusa

Pengalaman Terbang Dengan Vietnam Airlines Dari Jakarta ke Tokyo


Sudah saya ceritakan sebelumnya bagaimana kami hunting tiket pesawat murah dari Jakarta ke Tokyo untuk musim libur lebaran. Sekarang kami ingin berbagi cerita mengenai pengalaman pertama terbang dengan Vietnam Airlines dari Jakarta ke Tokyo.

Saya masih ingat beberapa tahun lalu saat training dari kantor di Singapura, salah satu pesertanya adalah dari Vietnam. Karena jadwal pesawat kami untuk pulang ke negara masing-masing hampir sama, akhirnya kami berbagi taksi. Setibanya di Changi, kami berpisah di Terminal 3, saya naik Garuda Indonesia dan ia naik Vietnam Airlines. Dari pengalaman tersebut, saya pikir pasti Vietnam Airlines keren nih, namanya juga full airlines service.

Karena itu, saya tidak terlalu ragu saat memesan tiket Vietnam Airlines. Image bahwa Vietnam Airlines adalah full airline service cukup menenangkan hati; bagasinya sudah include, begitu juga dengan makanan. Hanya satu yang luput dari perhatian yaitu masalah inflight entertainment. Enggak pernah menyangka kalau TV-nya harus "nobar" hahaha..

We're leaving on a jet plane

Dari Narita Airport ke Asakusa Dengan Keisei Express


Ini kali pertama kami tiba di Bandara Narita, Tokyo. Sebelumnya kami menggunakan Air Asia dan tiba di Bandara Haneda. Kali ini terbang dari Jakarta ke Tokyo menggunakan Vietnam Airlines, kami tiba di Narita.

Karena belum pernah mengunjungi daerah Asakusa, saya memesan hostel satu malam di daerah ini. Memang niat banget ya, dari Narita khusus ke Asakusa, dan besoknya kembali ke Narita:p Ohya, kalau melihat peta kereta, Asakusa lumayan lebih dekat dari Narita, dibandingkan dengan area turis lainnya.

Naik apa dari Bandara Narita ke Tokyo? Kami menggunakan aplikasi Hyperdia untuk mencari rute kereta. Saat membuat itinerary, kami sudah riset harus naik apa dari Narita ke Asakusa. Tapi tetap saja bingung saat baru keluar dari arrival hall Narita Airport. Yah, maklum..namanya juga baru pertama kali:D

Arrival hall di Terminal 1 Narita International Airport

Transit Satu Malam di Ho Chi Minh: Menginap di Ibis Saigon Airport


Sempat bingung sewaktu memilih akomodasi di sekitar Saigon Airport atau yang sekarang bernama Tan Son Nhat International Airport. Saya lupa persisnya tau darimana mengenai hotel ini, namun akhirnya hanya Ibis Saigon Airport yang menjadi alternatif saya.

Ho Chi Minh adalah kota yang pertama bagi kami sekeluarga, kami transit dalam perjalanan dari Jakarta ke Tokyo. Awalnya sih kami ingin jalan-jalan ke kota Ho Chi Minh. Namun begitu keluar dari airport dan melihat hiruk pikuk keadaan di sekitar bandara, kami putuskan hanya tinggal di hotel saja.

Keadaan kamar yang sangat nyaman juga membuat kami malas pergi jauh. Kami memesan sebuah kamar Family Room dengan 1 queen bed dan 1 bunk bed. Harga kamar ini adalah Rp 890 ribu semalam, sudah termasuk pajak dan free airport transfer and pick-up.

Kamarnya besar banget untuk ukuran Ibis Hotel ya..

Merayakan Idul Fitri di Istanbul Dengan Naik Bhosporus Cruise Dari Ortakoy


Alhamdulillah hari ini kita merayakan hari kemenangan, setelah satu bulan berjuang sekaligus menikmati bulan Ramadhan. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H ya teman-teman pembaca tesyaskinderen. Mohon maaf lahir dan batin.

Karena kami hanya mudik singkat ke Bandung, jadi saya bisa menulis blog pada malam hari raya pertama lebaran ini. Saya ingin menulis mengenai lebaran yang kami rayakan tahun lalu.

Ceritanya kami ikutan orang Turki merayakan lebaran, banyak dari mereka menjadi turis domestik dan berlibur ke Istanbul. Kemudian mereka naik ferry atau yang disebut Bhosporus Cruise.

Bukan hanya menikmati waktu bersama keluarga di atas ferry, kami juga menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan. Tempat apa saja yang kami lewati? Yuk kita intip :)

Di atas ferry, dengan latar belakang Bhosporus Bridge

Menginap di Prime Park Hotel Bandung


Sebetulnya saya tidak perlu menginap di Bandung, karena ada rumah orang tua di sana. Tapi sesekali boleh lah ya kita rame-rame menginap di hotel dengan tujuan menikmati kolam renang :)

Prime Park Hotel Bandung sudah lama saya lihat-lihat melalui booking dot com. Sejujurnya saya suka kolam renangnya. Tapi lokasinya kurang ok, walaupun bagi orang Bandung seperti saya, tidak masalah karena memang tujuannya mau di hotel saja.

Akhirnya kami pun menginap di sana tanpa ekspektasi berlebih, secara kamarnya saja Rp 500.000 sudah termasuk makan siang untuk sebuah long weekend di Bandung. Lumayan banget kan! Ohya reservasi saya lakukan langsung melalui website Prime Park Hotel Bandung.

Kesan pertama ketika memasuki lobi, saya merasa heran dengan lobi yang terang benderang. Bagus sih sebetulnya, tidak perlu lampu sudah terang dari luar. Tapi saya mulai merasa, "kok beda ya dengan di website" kind of feeling.

Tapi untuk Kiddos dan para sepupunya, tidak masalah sama sekali sih. Setelah check-in, mereka sih langsung minta berenang.

Yang penting untuk Kiddos dan para sepupunya adalah kolam renang:D

Liburan di Bulan Puasa ke Jogjakarta: Merapi Tour Hingga Artjog 2017


Sesekali bolehlah ya family traveller macam saya mengadakan unplanned trip. Walaupun biasanya saya enggak mau karena pastinya tiket pesawat lebih mahal kalau dibeli mendekati hari H liburan. 

Tapi karena mr.husband ada urusan mendadak di Jogjakarta dan saya pun harus hadir, saya request agar kedua Kiddos bisa diajak. "Kasian donk lagi puasa, kitanya enggak ada" begitu alasan saya. Eeeh dijawab begini, "Boleh aja, tapi kamu yang bayarin tiketnya yah" Hahahaha hellloww! Ya udah deh saya jawab iya aja dulu, siapa tau lupa alias enggak ditagih:D

Saat membeli tiket, ternyata harganya lumayan murah walaupun kami pergi pada saat long weekend hari Pancasila (tgl 1 Juni hari Kamis). Tiket pulang pergi untuk kami berempat Rp 3 juta, pergi hari Kamis dan pulang hari Sabtu. Harga tiket Jogjakarta-Jakarta nya dua kali lipat pada hari Minggu.

Setelah urusan tiket selesai, kami pun memesan apartemen melalui situs airbnb. Alasannya sederhana, saya lagi punya tabungan atau yang disebut "travel credit" di Airbnb lumayan besar. Awalnya sih tergoda untuk memesan Hotel Tentrem yang tarifnya diskon 50% dari harga normal menjadi Rp 1 juta per malam. Tapi karena dua malam di Hotel Tentrem adalah Rp 2 juta sementara memesan apartemen di airbnb saya hanya membayar Rp 350 ribu untuk dua malam, udah tau kan ya mana yang saya pilih (pastinya)?

Disambut kartu "Welcome" di Roten's apartment


Sewa Apartemen di Jogjakarta Melalui Airbnb

Kami mendapatkan apartemen dua kamar di Mataram City yang berlokasi bersebelahan dengan Hotel Alana. Saya langsung teringat Epic Coffee, salah satu tempat ngopi asyik di Jogjakarta. Hotel Alana dan Epic Coffee terletak di jalan yang sama. Asyik kan!

Nama apartemen yang saya sewa adalah Roten's Apartment, terdiri dari dua kamar, ruang tengah, ruang makan dan dapur. Harga normal yang saya dapatkan kemarin Rp 1,9 juta untuk dua malam. Dan saya suka banget apartemen ini. Tampak baru, bersih, terawat, pokoknya serasa rumah sendiri. 

A homey apartment
The main bedroom
Kamar untuk anak


Kami juga bisa menggunakan kolam renang milik hotel Alana. Tapi karena saya sudah wanti-wanti ke kedua Kiddos#1, "Nanti laper loh Kak kalau berenang" akhirnya kami hanya main kartu di pinggiran kolam renang hehehe..

Yang mencari akomodasi keluarga Jogjakarta, coba gooling aja Roten's Apartment. Kalau belum punya akun airbnb ayo daftar menggunakan kode referall saya TMERIAM1. Teman-teman akan mendapatkan diskon saat memesan (pemesanan pertama). Masuk ke link TMERIAM1 dan tinggal klik "sign up to claim your credit".




Ngopi Di Epic Coffee

Dari bandara, kami naik mobil yang kami sewa dari Mas Nova, langganan sewa mobil kami di Jogjakarta. Kali ini kami meminjam mobil Honda Brio.

Setelah check-in, tujuan pertama kami adalah ke Epic Coffee. Tidak lupa memesan Coffeelicious dan foto di spot paling instargrammable yang ada di Epic Coffee:D

Epic Coffee yang nyaman untuk santai
I choose brewing:p
The must try: Coffeelicious




Akhirnya Mencoba Naik Jeep Untuk Merapi Tour

Hari kedua, setelah urusan kami selesai, kami langsung menuju area tour Merapi. Udah lama sekali mr.husband ingin mengajak kami mencoba naik jeep di Merapi. Saya malah sudah mencoba duluan saat pergi dengan teman-teman kantor. Awalnya agak ragu, masa ya lagi puasa naik Jeep? Tapi ternyata saat diperlihatkan foto-foto Jeep tour ini, kedua Kiddos sepakat ingin mencoba.

Saya mengirimkan whatsapp kepada guide yang sebelumnya saya pakai, ceritanya saya melakukan reservasi terlebih dulu. Padahal sebetulnya kalau bulan puas tidak perlu reservasi, demand nya turun secara signifikan.

Yang butuh nomor teleponnya silahkan, bisa di WA juga: Alfan 085877780242. Tell him Tesya sent you. 


Sesi foto di atas Jeep:D


Ceritanya akan saya tulis terpisah karena banyak banget foto-fotonya! Hehehe.. Ohiya, harga satu Jeep ini Rp 350.000 untuk 4 orang. 
Mahal? Hmm, menurut saya sih pengalamannya worth it banget :)

Kami naik Jeep saat jam "ngabuburit". Sudah saya setting jam 5 sore paling terlambat, kami sudah tiba di The House of Raminten yang berada di Jalan Kaliurang. Saya suka tempatnya yang luas, dan makanannya yang enak dan murah. Raminten ini bisa ditempuh sekitar 20-30 menit dari tempat berakhirnya acara main Jeep.

Apalah arti ke Jogjakarta tanpa ke Tempo Gelato, ya kan? Jadi dalam perjalanan pulang dari Raminten, kami mampir di Tempo Gelato cabang kedua yang berada di Jalan Kaliurang. Tempatnya jauh lebih luas, ada tempat parkir, dan bersebelahan dengan coffeeshop yang lagi hits di Jogjakarta: Couvee.

Percayalah, Tempo Gelato dan Couvee ini wajib dikunjungi :)


Segini banyak Rp 20.000
Tempo Gelato di Jalan Kaliurang
Tumben banget Kakak minta difoto di Couvee
Background yang kece di Couvee



Melihat Pameran Seni Artjog 2017

Hari terakhir sebelum pulang ke Jakarta, kami mengunjungi Jogja National Museum untuk melihat karya seni yang dipamerkan di Artjog 2017. Sebelumnya kami tidak tahu mengenai Artjog, kalau tante Celi tidak menyusul kami ke Jogjakarta hehe..

Tante Celi ini sepupu mr.husband, dan ia khusus terbang ke Jogjakarta demi Artjog! Ckckckckc... Tapi pameran seni ini memang keren sih. Saya posting banyak foto enggak apa-apa ya?


Pintu masuk yang eyecatching
Mata ini ada dimana-mana
Tante Celi dan Kiddos#1
Pas banget dengan Hari Lahir Pancasila


Jogjakarta Ternyata Sangat Menyenangkan Pada Saat Puasa

Iyaaa, Jogjakarta jauh lebih sepi loh :) Misalnya saat kami Merapi Tour itu sepi banget, Jeep yang beredar bisa dihitung dengan jari. Jalanan juga menjadi lebih sepi. Beda banget dengan long weekend di luar bulan puasa.

Saya sengaja memilih penerbangan pada jam "ngabuburit". Di hari pertama, Air Asia delay 2 jam, untungnya ada pemberitahuan sebelum kami berangkat ke bandara. Kami tiba di Bandara Adisucipto beberapa saat sebelum Adzan Maghrib.

Saat pulang kami juga sudah sampai rumah sekitar jam 4 sore, jadi kedua Kiddos tidak perlu menunggu lama menuju waktu buka puasa. 

Tinggal di apartemen saat liburan di bulan puasa juga sangat membantu, jadi kami bisa masak yang ringan-ringan (baca: Indomie), bisa menghangatkan makanan, dan bisa makan bersama di meja makan.

Kiddos#1 yang duduk di kelas 4 tidak masalah kami bawa kemana pun ia tetap puasa penuh. Tapi adiknya yang duduk di kelas 2 selalu minta buka puasa jam 4 sore, dengan alasan "Tadi kan sahurku dikit". Yah begitulah, our drama King.

Terimakasih Jogjakarta untuk liburan dadakan ini, we will always go back to Jogjakarta :)



written on June 10, 2017
Follow our IG & Twitter: @tesyasblog
Like our FB Fanpage: Tesyasblog
See our video on youtube: tesyasvlog



Related Posts: 
Jogjakarta



Liburan Keluarga ke PuloCinta Gorontalo


Saya harus memulai tulisan ini dengan: PuloCinta adalah salah satu destinasi liburan di Indonesia yang very kids friendly. Awalnya saya ragu mengajak keluarga ke sana, secara di akun instagram PuloCinta, foto-foto yang diunggah kebanyakan untuk para honeymooners.

Sekitar bulan Juni 2016, saya mengirimkan email kepada PuloCinta dengan pertanyaan, "Apakah kami boleh membawa anak ke PuloCinta? Dan setelah confirmed bahwa PuloCinta merupakan destinasi liburan keluarga, saya pun mengajak keluarga lain untuk bergabung. 4 keluarga lain mendaftar, kami hunting tiket di GATF Oktober 2016, dan baru berangkat pada salah satu long weekend di bulan April 2017. 

Menunggu di Starbucks T3, we were so ready :)

Merencanakan Liburan ke Hokkaido: Tiket Pesawat, Itinerary dan Akomodasi


Saya menulis posting ini untuk merangkum segala kepusingan merencanakan liburan ke Hokkaido, Jepang. Yaah, belum apa-apa udah curhat:D Pusing karena seperti biasa, so many things to do but so little time we have.

Udah lama saya ingin mengunjungi Furano. Untuk yang belum tau Furano, silahkan lihat link ini ya. Tujuan saya adalah melihat kebun bunga lavender yang mekar saat musim panas. Sebagai pecinta warna ungu, this place has been in my bucketlist for so long.

Namun untuk mengunjungi Furano ini, saya harus mengorbankan kota Sapporo. Padahal saya sudah search ada beberapa tempat wisata keluarga yang asyik di sana. Misalnya saja Moerenuma Park dan Sapporo Science Center. Kata mr.husband sih, "Ya nanti lain kali lagi ke Sapporo nya.." Eaaa banget!

Akhirnya liburan ke Hokkaido sudah mantap dengan tujuan utama adalah Furano dan sekitarnya, termasuk kota Biei dan Asihakawa. Kota Sapporo hanya akan menjadi kota transit, sebagai pintu masuk kami dari Tokyo. 

The beautiful flower field
Source: Farm Tomita

2 Hari 1 Malam di Ubud: Menginap di Tengah Sawah dan Rafting di Ayung River



It is always good to be back to Bali, tapi jangan lagi business trip aja. Karena kalau kerja di Bali itu menyiksa: yang lain pakai baju santai, kita pakai baju kantor hahaha..

Liburan long weekend ke Bali kali ini, kami hanya punya satu malam, pergi Jumat pagi dan pulang Sabtu pesawat jam 21.40. Untuk tiket pulang, saya berniat melakukan Garuda Miles redemption. Sayangnya tiket hari Minggu tidak tersedia, ya sudahlah kami pun pulang H-1 sebelum long weekend berakhir.

Kali ini kami mengajak kedua Kiddos ke Ubud. Saya baru sadar juga sih mereka belum pernah ke Ubud. Lalu mereka komen begini, "Aku pikir Bali itu cuma pantai aja" hehehe.. tuh kan salahkan kami orang tuanya yang selama ini kalau ke Bali hanya mengajak ke pantai.

Kami sangat beruntung mendapatkan villa dari airbnb yang berada di tengah Sawah. Jadi malam pertama kami menginap di Ubud, kami mendapatkan what so called "real Ubud experience".



Home away from home


Sewa Mobil Di Bali

Kita mulai dengan drama sewa mobil di Bali ya. Dua kontak yang ada di handphone saya, tidak bisa menyediakan mobil pada tanggal yang saya minta. Ya sudah, saya beralih ke google, dan on the first page menemukan sebuah rental mobil, kemudian saya mengirimkan email.

To my surprise, email-nya dibalas, dan dijawab tersedia Agya Rp 175.000 per hari (lepas kunci, belum termasuk bensin). Wah saya udah senang aja, lumayan lebih murah daripada Avanza or Xenia :) Saya reply email tersebut, namun karena tidak ada jawaban, saya pun menelepon. Sudah confirm deh tuh mobil saya, termasuk jam berapa saya dijemput, dan sebagainya.

H-1 saya mengirimkan SMS untuk konfirmasi ulang, tidak dibalas. Jam 7 pagi saat bus Air Asia mengantarkan kami ke pesawat di T2, saya menelepon kembali. "Oh Ibu sewa mobil ya?" OMG, rasanya saya mau pingsan! Tapi nanti enggak ada yang kuat mengangkat saya di dalam bus:D Ya sudah saya kembali menyampaikan bahwa kami akan tiba jam 11 hari itu dan minta tolong dijemput.

Di pesawat saya terus terang tidak tenang sih, gimana ya kalau enggak dijemput? Tapi ya sudahlah, saya pikir toh pasti ada taxi di Bali, atau Uber, atau Grab. Saat Kiddos#2 request, "Bun, hari ini kita ke pantai ya?" dan saya menjawab, "Nanti ya, kalau kita ada mobil" ... sesungguhnya saya makin khawatir! Hahaha..

Kami tiba jam 11 kurang di Airport Bali, dan saat keluar dari arrival, kami menelusuri satu persatu penjemput yang membawa papan nama. Berharap ada keajaiban dan terdapat nama "Tesya" disana. Hasilnya NIHIL! Aduh masa iya saya di PHP in. Huhuhu... "Bundu udan pesan belum?" tanya Kiddos#1. Saya jawab saja dengan tenang, "Udah Kak, tenang aja, kita telepon aja". Dalam hati sih saya udah niat, naik taxi aja deh.

Saat saya menelepon kembali, Bapaknya mengatakan bahwa yang mengantarkan mobil sudah on the way, dan saya diberi nomor telepon untuk dihubungi. Yeay, tidak lama kemudian, kami bertemu dengan Agya yang super nyaman dan irit. Masa ya, setelah kami jalan Denpasar ke Ubud PP, kami hanya perlu isi bensin Rp 50.000! Silahkan yang butuh kontaknya untuk sewa mobil di Bali: Pak Nur 081933114401 atau 085100450884. Disclaimer: kedua nomor telepon ini aktif saat tulisan ini di post. Namun jika nanti menjadi tidak aktif, silahkan mencari alternatif lain ya.

Our rented car


Jungle Fish: Beach Club With No Beach in Ubud


Meninggalkan Airport Bali, kami langsung menuju Bubur Laota di Jalan Raya Kuta. "Kamu hafal jalan kan?" tanya mr.husband. Saya jawab, "Tinggal belok kiri aja kali pas ada patung." Saya lumayan lah kalau jalan besarnya saja ada bayangan di sekitar Airport Bali. Tapi jangan harap kalau jalan-jalan kecil blusukan sih, ampun jendral!

Di Laota terjadi drama lagi dimana Kiddos#2 menagih pantai, "Kan udah ada Bun, mobilnya!" Sementara itu mr.husband mengajak ke Jungle Fish, out of nowhere. "Apaan itu?" tanya saya (yang needless to say, langsung dijawab "Googling aja!"). Oh Man.. memang betul ya Man are from Mars. Anyway saya langsung googling "Jungle Fish" dan keren tempatnya!!

Beginilah liburan tanpa itinerary, Kiddos#2 ingin ke pantai, mr.husband ingin langsung ke Ubud, Kiddos#1 asyik makan bubur, saya di tengah-tengah mencari solusi. Dan ternyata solusinya adalah satu gelato on stick di Bubur Laota. Setelah gelato di tangan Kiddos#2, kami mencapai mufakat untuk langsung ke Jungle Fish. Phew..

Itu kacamata renang udah nempel aja sih Kak:D


Tiba di Jungle Fish, kami membayar tiket masuk Rp 100 ribu untuk dewasa dan Rp 50 ribu untuk anak. Dan langsung donk kedua Kiddos nyebuurrr... Sementara itu saya lagi enggak bisa berenang, menunggu sebagai bag keeper. Ohhh saya tersiksa, pengin ikut berenang!

Basah-basahin kaki dikit deh:D
Pool di Jungle Fish



Tempatnya saya suka banget, banyak pohon, kolamnya asyik, cuaca lagi mendung bersahabat gitu. Kalau ke Ubud with kids, saya recommend visiting Jungle Fish. Ohya mengenai makanan dan minuman, saya hanya memesan satu gelas ice lemon tea seharga Rp 50 ribu. Mahal ya?

Review Jungle Fish bisa dibaca di tesyasblog ya.

Ada sawah juga di Jungle Fish




Menginap di Bamboo Eco Cottage: The Real Ubud Feel


Sesungguhnya, baru kali ini dalam sejarah travelling saya ke Bali, saya menginap di Ubud. Selama ini menginapnya selalu di daerah pantai. Saat memesan via airbnb, bertemulah saya dengan Bamboo Eco Cottage milik Pak Wayan.

Alhamdulillah, saya mempunya travel credit di Airbnb, sehingga saat melakukan payment, saya melihat harga akhir adalah Rp 550.000 untuk 2 dewasa dan 2 anak. Tombol payment langsung saya klik, tanpa saya lihat betul apa saja fasilitas yang ada. Untuk saya, tempatnya ini keren banget.

Saat kami check-in, Pak Made yang mengantarkan kami dari tempat parkir (kami harus berjalan menyusuri sawah sekitar 10 menit by the way), memberikan good news. "Kalau mau ke kolam renang, di sebelah sana ya Bu" kata Pak Made dan saya pun kaget bercampur girang. "Eh, ada kolam renang ya Pak?"...

Dan kami pun berjalan ke tempat yang dimaksud, yeay...selain kolam renang ada swing juga :)

Our tiny but beautiful villa
The pathway from our villa to the pool and common area
The pool and the swing



Bagaimana tempat tidurnya? Tentu saja kedua Kiddos suka, karena mereka tidur di bunkbed. Dan saat malam tiba, hanya ada kami ber empat ditemani alam bebas. Enggak ada pintu di villa nya. Jadi benar-benar "alami" hehehe.

Ada yang sibuk naik turun bunkbed, sementara saya entah lagi beres2 apa hehe..



Kayanya saya harus bilang bahwa this place is not for everyone. Saya sih suka banget, tapi kan belum tentu teman-teman cocok di alam terbuka seperti ini. Buat kami sekeluarga sih this was the best glamping ever!

Besok paginya, kami menikmati makan pagi di alam bebas, di tengah udara Ubud yang segar. I wish I could have stayed longer.

Pak Made's service is top notch!
Simple breakfast tapi rasanya enak banget :)


Review Bamboo Eco Cottage ini sudah hadir di tesyasblog, silahkan klik link ini. Setelah sarapan kami check-out, meninggalkan villa impian kami, dan menuju Ayung River untuk rafting.


Rafting Di Ayung River Ubud

Saya masih ingat saat di GATF Maret 2017 dan melihat booth rafting provider bernama "Caldera", langsung saya semangat mampir. Saya ingin mengajak kedua Kiddos untuk rafting. Ternyata Caldera satu group dengan Sobek, yang menjadi provider di Ayung River, Ubud. 

Kami membeli paket Rp 300 ribu seorang sudah termasuk penjemputan, rafting 2 jam dan makan siang. Dan apa kata Kiddos#2? Katanya "Ini pengalaman liburan paling seru" Hahahaha...

Cerita seru rafting kami ada di tesyasblog dot com, silahkan klik link ini.

Seru banget deh, asli!



Santai di Pantai Keramas

Setelah rafting dan kami harus menunggu pesawat jam 21.40, kami putuskan untuk ke pantai. Apalah artinya ke Bali tanpa ke Pantai, kan?

Di mobil saya googling beach club yang dekat Ubud. Saya pun mendapatkan Komune Beach Club, hanya 40 menit dari Ubud menurut aplikasi waze.

Tidak lama kami tiba di lokasi, namun yang kami lihat adalah petunjuk "Parkir Hotel Komune". Kami lewati petunjuk tersebut, dan tiba di pantai Keramas. Wah, beruntung juga kami tidak masuk ke hotel Komune, karena akhirnya kami menemukan tempat yang murah meriah, namun kece.

Saya sempat bertanya, apakah kami harus membayar untuk duduk di gazebo? Katanya tidak perlu, kami hanya perlu memesan makanan dan minuman saja. Asyik kan, harganya pun sangat bersahabat. Juice Rp 10 ribu, sate ayam Rp 20 ribu. Kalau di Komune Beach Club harga segitu dapat apa ya?

Teman-teman yang ingin main di pantai yang sepi, silahkan mampir ke Pantai Keramas ya.


Ini nama tempatnya, silahkan di googling
Kami duduk di Gazebo 3 jam lamanya menunggu kedua Kiddos main air dan makan



It's Time To Go Home

Akhirnya waktu kembali pun tiba, kami sempat makan malam di bandara dan foto-foto. Liburan nya singkat banget ya, namun yang pasti sangat berkesan. Terutama bagian tidur di alamnya, dan juga rafting.

Sebelum pulang, kami foto-foto lucu dulu di bandara Bali. Iseng ya memang, tapi enggak apa-apa untuk kenang-kenangan hahaha

Until we meet again our lovely Bali :)

Bye Bali...
Well, I am not fat hahahha..



written on April 18, 2017
Follow our IG and twitter: @tesyasblog
Like our fanpage: Tesyasblog
See our video on youtube: tesyasvlog




Related Posts:
Liburan di Bali