Liburan Keluarga Hemat: Menginaplah di Motel atau Apartemen

Sewaktu mencari akomodasi untuk liburan di Singapura dan Malaysia, saya tidak pernah pusing mencari tempat menginap yang memiliki dapur. Toh makanan halal mudah didapatkan dan harganya masih tergolong ramah di kantong. Lain halnya saat mencari penginapan di Hong Kong. Saya sempat mengintip website Airbnb, sayangnya tidak ada apartemen yang ditawarkan untuk empat orang, di daerah yang kami inginkan, dan sesuai dengan budget kami.

Ketika merencanakan liburan ke New Zealand, saya niat banget mencari motel dan apartemen yang memiliki peralatan memasak yang lengkap. Karena kami akan roadtrip keliling pantai selatan New Zealand, keberadaan dapur di kamar kami menjadi sangat penting. Kami harus membawa bekal untuk perjalanan panjang menembus ribuan kilometer.

Saya harus jeli mencari motel dan apartemen yang membolehkan kami membawa dua anak. Atau jika harus membayar biaya tambahan untuk anak, saya pastikan secara total tidak melebihi budget yang saya patok NZD 150 per malam.

Salah satu motel yang kami jumpai di Lake Tekapo town center

Setelah entah berapa jam saya habiskan waktu untuk explore hotel, motel ataupun apartemen di website booking.com, finally saya berhasil menemukan motel dan apartemen yang sesuai dengan budget, dan semuanya memiliki dapur. Dari yang seadanya sederhana hingga yang mewah di Mantra Lake Tekapo. Yang terakhir, bahkan memberikan inspirasi hingga sekarang: pengen banget punya rumah dengan dapur seperti itu!

Makan malam di dapur kami, Pinewood Lodge Queenstown

Sarapan di dapur Tourist Court Motel - Dunedin

Enggak salah kan kalau apartemen ini saya jadikan "rumah idaman"?

"Tapi kan kita lagi di luar negeri, mustinya mencicipi makanan khas lokal" Wah statement ini saya tinggalkan dulu deh kalau sedang liburan dengan kiddos. Biaya makan di luar itu mahal banget, apalagi untuk empat orang. Sesekali kami jajan dan hanya satu kali kami makan di restaurant pizza bernama The Cow yang berlokasi di tengah deretan toko Mall of Queenstown. 

Pesan pizza dan pasta vegerarian
dan air putih aja (tap water):p

Di tempat-tempat yang "must visit" kami rela kok mengeluarkan uang. Misalnya ketika mengunjungi Mt.John Ovservatory di Lake Tekapo. Kami menemukan sebuah cafe dengan pemandangan spektakuler. Dua cangkir coklat panas dengan marshmallow menghangatkan tubuh kami yang diterpa angin dingin di puncak obsevatory.

Liat foto ini, tambah kangen sama New Zealand, ehm!

Dan kami juga rela membeli sashimi yang fresh banget di Visitor Center Lake Pukaki. Walaupun saat itu hanya kiddos#1 yang mau mencoba. Sementara kiddos#2 ingin segera makan pasta yang kami bawa sebagai bekal. Tapi karena sendok garpu hanya satu, jadi deh dia manyun:p

Menginap di motel dan apartemen harus rajin. Sebelum check-out, kita harus membersihkan semua peralatan dapur seperti sediakala. Saya dan rene harus bangun ketika kiddos belum terjaga, memasak untuk makan pagi dan bekal seharian. Tapi our effort worth it, kami bisa piknik dimanapun kami mau. 

Piknik di Queenstown

Akhirnya kiddos#2 makan bekalnya di tepian Lake Pukaki

Begitu juga saat memilih cruise di Milford Sound, saya memilih cruise tanpa makan siang, dan membawa bekal yang dapat kami nikmati di atas cruise. Penghematan apapun harus dilakukan deh, yang penting kan kiddos tetap dapat asupan makanan yang bergizi.

Menyantap bekal di atas boat

Satu hal lagi yang perlu dicatat, dengan budget terbatas, jangan harap bisa mendapatkan akomodasi yang mewah, dapur yang bagus, kamar yang modern. Please lower down your expectation, mungkin furniture di kamar memang sudah tua, dapur juga biasa aja, tapi...yang penting bersih kan?

written on October 25, 2014 by @tesyasblog

Motel reviews:

Pinewood Lodge Queenstown

Birchwood Cottage Te Anau

Tourist Court Motel Dunedin